Senin, 11 Juli 2011

Bayar Uang Kuliah Setelah Bekerja


Kompas.com -Kredit atau pinjaman lunak untuk membiayai uang kuliah dianggap penting dan bisa dipertimbangkan untuk kebutuhan jangka panjang perguruan tinggi dalam mendapatkan mahasiswa berkualitas. Cara ini dianggap dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa-siswi setingkat SMA/sederajat untuk mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan tinggi.
Kewajiban membayar pinjaman dimulai setelah mahasiswa lulus dan bekerja, yang dapat dicicil 11 sampai 14 tahun. Untuk mendapatkan pinjaman, calon mahasiswa diseleksi dulu.
-- Stefanus Aryawan

Demikian diungkapkan Direktur Siswa Bangsa Stefanus Aryawan kepada Kompas.com di Jakarta, Kamis (5/8/2010), terkait persoalan mengatasi mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi namun memiliki kemampuan akademis tinggi untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.

Melalui program Dana Siswa Bangsa, Siswa Bangsa memberikan pinjaman lunak jangka panjang untuk pendidikan kepada para mahasiswa di sekolah-sekolah tinggi yang berada di bawah naungan Putera Sampoerna Foundation (PSF), yaitu Sampoerna School of Business (SSB) dan Sampoerna School of Education (SSE).

Adapun jurusan yang terdapat di SSB antara lain adalah Manajemen dan Akuntansi, sedangkan di SSE adalah Matematika dan Bahasa Inggris. Tahun ini, kata Stefanus, sebanyak 75 mahasiswa SSE dan 75 mahasiswa SSB telah mengambil kesempatan ini.

"Besarnya pinjamannya 300 juta (rupiah) untuk SSB dan 169 juta (rupiah) untuk SSE. Pinjaman ini diberikan kepada mahasiswa selama empat tahun masa studi mereka," tutur Stefanus.

Selama masa studi tersebut, mahasiswa tidak dibebani biaya apa pun yang berkaitan dengan kegiatan wajib maupun ekstrakurikuler, bahkan pelatihan-pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan mereka. Semua biaya, kata dia, akan ditanggung dan dibayarkan langsung ke sekolah tinggi masing-masing tanpa melalui mahasiswa.

"Kewajiban membayar pinjaman dimulai setelah mahasiswa lulus dan bekerja, yang dapat dicicil 11 sampai 14 tahun. Dan untuk mendapatkannya, mereka diseleksi ketat, baik secara akademis maupun kondisi perekonomiannya," terangnya.

Sebagai mediator pembiayaan, sambung Stefanus, Koperasi Siswa Bangsa menerapkan sistem persentase. Para mahasiswa yang telah lulus akan membayar pinjaman sebesar 25 persen dari gaji yang mereka terima.

"Sehingga besaran cicilan akan mengikuti perkembangan dari pendapatan mereka. Dana yang dikembalikan tersebut kemudian seutuhnya akan digulirkan kembali untuk membantu pembiayaan mahasiswa dari generasi selanjutnya," kata dia.

Hanya, tambah Stefanus, program student financing tersebut baru diterapkan di PSF. Ia mengakui, Siswa Bangsa masih mempertimbangkan untuk ekspansi ke perguruan tinggi lain di luar PSF.
"sumber"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar