Sabtu, 06 November 2010
Kenapa terjadi bencana ?
Segala puji hanya milik Allah subhanahu wata’ala, dzat yang wajib disembah. Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada penghulu manusia, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalam, keluarganya, shahabatnya dan mereka yang meniti jejaknya dengan baik hingga akhir zaman.
Beberapa tahun ini bangsa Indonesia dirundung duka dengan datangnya musibah yang bertubi-tubi dari mulai Tsunami di Aceh ratusan ribu nyawa melayang, kemudian banjir yang silih berganti, belum lagi teror bom yang membuat bulu kuduk berdiri, dan akhir-akhir ini gempa bumi mengguncang hampir di seluruh bumi Indonesia yang tidak sedikit nyawa menjadi korban dan berapa banyak kerugian materi yang hilang, belum lagi adanya krisis global yang membuat pontang panting perekonomian dunia, seharusnya semua itu menjadi bahan perenungan yang membuat kita sadar dan semakin mendekatkan diri kepada Allah, dan manusia yang cerdik adalah manusia yang bisa mengambil pelajaran dari musibah orang lain sementara manusia pandir adalah orang yang baru bisa mengambil pelajaran setelah dirinya terkena musibah.
Imam Ibnu Qayyim rahimahulloh berkata: Pada saat angin bertiup kencang dan masuk ke dalam rongga bumi maka akan menimbulkan gas panas lalu melahirkan tekanan angin namun karena angin tersebut tidak terhambat maka terkadang Allah subhanahu wata’ala mengizinkan bernafas maka terjadilah gempa besar. Maka demikian itu agar tumbuh pada hamba Allah rasa takut, inabah, melepaskan dirinya dari maksiat, berserah diri kepada-Nya dan menyesali segala dosa-dosanya, oleh karena itu sebagian ulama salaf berkata: “pada saat terjadi gempa bumi berarti Rabbmu telah menegur kalian”. Ketika terjadi gempa bumi maka Umar bin Khaththab radhiyallohu’anhu berkhutbah dan menasehati kaum muslimin dengan berkata: “Jika terjadi gempa bumi lagi maka aku tidak mau tinggal bersama kalian di tempat ini (Madinah)”.
Tidaklah musibah menimpa suatu negeri melainkan sebagai bentuk peringatan terhadap kedzaliman yang mereka lakukan sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:
Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras. (Huud: 102).
Sikap dzalim dan melampaui batas tersebut tumbuh akibat bangga dengan kekayaan, sombong dengan status dunia dan melupakan bimbingan agama serta petuah para ulama sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (al-An’am: 44-45).
Musibah bisa menimpa siapa saja karena kesyirikan, kekufuran, kebid’ahan, kefasikan dan kemaksiatan yang ditebarkan di muka bumi sehingga Allah ta’ala memberikan peringatan, dengan firman-Nya:
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. Dan Apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya, dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi)? (al’Araaf: 97-100)
Dan Allah ta’ala berfirman:
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (al-Isra’:16).
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalam juga mengabarkan dalam sabdanya:
Akan terjadi lima bencana yang akan menimpa kalian dan Aku berlindung kepada Allah semoga kalian tidak mendapatinya; tidaklah kekejian (zina) menyebar di suatu negeri melainkan Allah akan menimpakan penyakit wabah dan thaun yang belum pernah terjadi pada umat sebelumnya; tidaklah mereka menghalangi zakat malnya melainkan Allah akan menahan hujan turun dari langit, kalau bukan karena hewan ternak maka tidak akan diturunkan hujan kepada mereka; tidaklah mereka gemar mengurangi takaran dan timbangan melainkan mereka akan ditimpa musibah paceklik, kesulitan ekonomi dan jahatnya para penguasa; tidaklah mereka melanggar janji Allah dan janji Rasul-Nya melainkan Allah akan menguasakan atas mereka para penjajah dan merampas sebagian dari kekayaan mereka dan tidak para pemimpin mereka tidak berhukum dengan Kitabullah dan tidak memilih hukum terbaik dari-Nya melainkan umatnya dirundung konflik terus menerus. (H.R Ibnu Majah).
Bahkan beliau shallallahu ‘alaihi wasalam juga menegaskan:
Jika umatku menghalalkan lima perkara maka tunggulah kehancuran merata, bila mereka saling kutuk mengutuk, meminum khamer, memakai sutra, lelaki cukup dengan lelaki dan perempuan cukup dengan perempuan. (H.R. Ahmad dan Ibnu Majah).
Maka tidak ada solusi dan jalan keluar yang paling tepat kecuali menegakkan syariat, menghidupkan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam dan bertaubat kepada Allah ta’ala sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala (yang artinya):
Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun. (al-Anfaal: 33)
Di antara mufassirin mengartikan yastagfiruuna dengan bertaubat dan ada pula yang mengartikan bahwa di antara orang-orang kafir itu ada orang Muslim yang minta ampun kepada Allah.
Oleh karena itu, semua umat harus ikut serta memberantas kedzaliman, kemunkaran dan kemaksiatan kalau tidak maka Allah akan menghancurkan orang-orang shalih bersama dengan orang-orang yang jahat dan dzalim sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala (yang artinya):
Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (al-Anfaal: 25)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
“Sekali-kali jangan! Demi Allah , sungguh hendaklah kalian menyuruh kepada yang ma’ruf mencegah dari yang munkar dan sungguh hendaklah kalian menahan tangan orang dzalim mengembalikannya kepada yang haq dan menahannya pula kepada yang haq atau (kalau tidak) maka Allah akan menutup hati kalian dan melaknat kalian sebagaimana Dia telah melaknat mereka.”
Di dalam shahih Muslim ada riwayat dari Zaenab binti Jahsy, dia bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam:
“Wahai Rasulullah, apakah kami akan celaka (disiksa) sedangkan dikalangan kami terdapat orang-orang shalih? Beliau menjawab:”Ya, apabila kemaksiatan banyak dilakukan orang.”
Dalam shahih At-Tirmidzi ada hadits:
“Sesungguhnya orang-orang, apabila mereka melihat ada orang yang berbuat dzalim tapi mereka tidak menahan tangannya, maka Allah akan menimpakan siksa-Nya kepada mereka.”
Dalam Shahih Al-Bukhari dan At-Tirmidzi terhadap hadits riwayat An-Nu’man bin Basir dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam, beliau bersabda:
“Perumpamaan orang yang teguh dalam menjalankan hukum-hukum Allah dan orang-orang yang terjerumus di dalamnya adalah bagaikan sekelompok orang yang membagi tempat di dalam perahu ada yang mendapat tempat di atas dan yang memperoleh tempat di bawah. Sedang yaang dibagian bawah bila mereka membutuhkan air minum maka harus naik ke atas, maka mereka yang di bawah berkata: Lebih baik kami melobangi tempat di bagian kami ini, supaya tidak mengganggu kawan-kawan di atas. Maka jika mereka yang di atas membiarkan kawan-kawan mereka yang dibawah, pasti binasalah semua orang yang ada di dalam perahu itu, tetapi apabila mereka mencegahnya maka semuanya akan selamat.”
Demikian sekilas penjelasan tentang pentingnya amar ma’ruf nahi munkar karena demikian itu mampu menangkal bencana. Dan semoga kita semua diselamatkan dari marabahaya dan musibah di dunia dan akhirat.
sumber : http://www.zainalabidin.org/?p=164
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar